Sumber Energi Alternatif Yang Cocok Dioptimalkan Penggunaannya Sebagai Pengganti Energi Fosil
Ketika
Minyak Bumi Dan Gas Alam Habis
Krisis energi
dari bahan bakar fosil saat
ini terjadi di
seluruh dunia yang ditandai
dengan semakin mahalnya harga minyak mentah dunia karena semakin menipisnya
persediaan minyak dunia. Berdasarkan
perkiraan HSBC, cadangan minyak dunia hanya 50%. Sedangkan di Indonesia,
berdasarkan rasio produksi minyak, Indoneesia hanya memiliki cadangan energi
fosil untuk 23 tahun kedepan dikarenakan Indonesia merupakan salah satu dari
lima populasi terbesar dengan rata-rata pertumbuhan konsumsi energi 7% per bulan.
Demikian yang diungkapkan Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan KESDM,
Kardaya Warnika, dalam Acara Pekan Energi Efisiensi Jakarta, di Hotel Park
Lane, Jakarta, Selasa, 9 Agustus 2011 tahun lalu. Itu artinya saat ini, Indonesia
hanya memiliki cadangan energy fosil tidak lama lagi yakni hanya untuk 22 tahun
ke depan yakni hanya hingga tahun 2034.
Tentu saja ini sudah
sangat menghawatirkan, karena sudah sejak lama Negara kita hanya menggantungkan
pemenuhan kebutuhan energinya hanya pada energy tak terbarukan yakni energy
fosil ini baik digunakan untuk pembangkit tenaga listrik maupun untuk bahan
bakar alat transportasi dan industry maupun untuk keperluan memasak rumah
tangga. Untuk itu dari sekarang bangsa Indonesia
pada umumnya dan pemerintah Indonesia pada khususnya harus benar-benar
mengusahakan sumber energy terbarukan ( non fosil ) pengganti energy fosil ketika
energy fosil ini habis secara optimal yang dapat memenuhi semua kebutuhan
bangsa kita.
Bangsa kita memang dalam skala sangat
kecil telah berusaha menggunakan hampir semua sumber energi terbarukan ( non
fosil ) yaitu energy dari air, panas
bumi, biomassa, angin,
panas dan cahaya matahari, arus dan
gelombang pasang surut
laut, nuklir, bioethanol sebagai
pengganti bensin, biodiesel untuk pengganti solar, dan energy sampah organic, namun belum mampu
menggantikan energi dari bahan bakar fosil.
Hal tersebut dikarenakan pengusahaan penggunaan energy
non fosil tersebut belumlah dilakukan secara optimal khususnya oleh pemerintah
sebagai pemegang kebijakan dan pendanaan. Karena hal tersebut tidak bisa
diusahakan secara perorangan dikarenakan membutuhkan biaya yang sangat besar
sebagaimana pada penyediaan energy listrik oleh pemerintah yang membutuhkan
biaya yang sangat besar untuk pembangunan pembangkit tenaga listriknya maupun
untuk pembangunan instalasi listriknya yang dilakukan dengan optimal. , meski
hingga saat ini masih banyak saudara-saudara kita di pelosok desa yang belum
bias menikmati penerangan listrik di rumah-rumah mereka.
Meskipun pemerintah telah mengusahakan berbagai cara maupun
menetapkan kebijakan dalam Undang-undang untuk menghemat penggunaan sumber
energy fosil ini, akan tetapi ini tidak akan bisa menolak keadaan dimana sumber
energy fosil ini pada saatnya nanti pasti akan habis. Dan untuk mengantisipasi
keadaan dimana sumber energy fosil tersebut habis maka dari sekarang maka
pemerintah sudah seharusnya mengusahakan dan membangun secara optimal sumber sumber
energy non fosil yang dapat digunakan menggantikan sumber energy fosil yang
dapat memenuhi kebutuhan energy seluruh masyarakat kita. Karena jika tidak
demikian, maka ketika sumber energy fosil habis dan belum ada penggantinya maka
akan sama saja kita kembali ke jaman primitif dimana tidak ada listrik maupun
alat-alat elektronik, tidak ada alat transportasi apalagi alat komunikasi. Tentu
saja hal ini tidak dapat dilakukan dengan mudah dan singkat, akan tetapi jika
dilakukan dengan sungguh-sungguh maka tidak ada yang tidak mungkin untuk
dilakukan asalkan ada kemauan dan dukungan dana yang tidak dikorupsi
penggunaanya.
Pegusahaan dan pembangunan jaringan sumber energy non
fosil ini bisa disesuaikan dengan sumber daya yang tersedia di daerah. Jika di
daerah tertentu tersedia panas bumi yang melimpah ataupun energy angin dan
gelombang air laut yang dahsyat dan konstan, maka disana diusahakan dan
dibangun secara optimal. Demikian juga dengan sumber energy non fosil lainnya
disesuaikan, diteliti, diusahakan, dan dibangun pembangkit dan jaringannya secara
optimal.
Menurut saya, sumber energy tenaga panas dan cahaya
matahari, sangat cocok dioptimalkan penggunaannya secara nasional karena disamping
wilayah Negara kita yang selalu memperoleh penyinaran matahari kurang lebih selama
12 jam, matahari juga sebenarnya tetap menyinari belahan bumi lain non stop
selama dunia ini masih ada. Jadi menurut saya energy panas dan cahaya matahari tetap dapat
diambil energinya non stop selama 24 jam sehari dengan menggunakan alat yang
mungkin para professor teknologi kita bisa ciptakan semisal satelit yang senantiasa bisa tetap mengakses energy
cahaya matahari dari belahan bumi lain yang masih dalam keadaan siang hari
setelah wilayah Negara kita memasuki malam hari. Sehingga dengan demikian kita
tidak akan pernah kesulitan dengan sumber energy pengganti energy fosil. Dan
alat ini mungkin tidak akan sulit diciptakan oleh para professor teknologi kita
jika ada kemauan kuat dan dukungan dari pemerintah kita. Sehingga ketika sumber
energy non fosil ini habis, maka Negara kita sudah siap menggantikannya dengan
sumber energy non fosil tersebut.
Sumber Bacaan:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar