Sabtu, 01 Desember 2012

Sumber Energi Alternatif Yang Cocok Dioptimalkan Penggunaannya Sebagai Pengganti Energi Fosil Ketika Minyak Bumi Dan Gas Alam Habis


Sumber Energi Alternatif  Yang Cocok Dioptimalkan Penggunaannya Sebagai Pengganti Energi Fosil
Ketika Minyak Bumi Dan Gas Alam Habis

Krisis  energi  dari bahan bakar fosil saat  ini  terjadi  di  seluruh  dunia yang ditandai dengan semakin mahalnya harga minyak mentah dunia karena semakin menipisnya persediaan minyak dunia.  Berdasarkan perkiraan HSBC, cadangan minyak dunia hanya 50%. Sedangkan di Indonesia, berdasarkan rasio produksi minyak, Indoneesia hanya memiliki cadangan energi fosil untuk 23 tahun kedepan dikarenakan Indonesia merupakan salah satu dari lima populasi terbesar dengan rata-rata pertumbuhan konsumsi energi 7% per bulan. Demikian yang diungkapkan Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan KESDM, Kardaya Warnika, dalam Acara Pekan Energi Efisiensi Jakarta, di Hotel Park Lane, Jakarta, Selasa, 9 Agustus 2011 tahun lalu. Itu artinya saat ini, Indonesia hanya memiliki cadangan energy fosil tidak lama lagi yakni hanya untuk 22 tahun ke depan yakni hanya hingga tahun 2034.
Tentu saja ini sudah sangat menghawatirkan, karena sudah sejak lama Negara kita hanya menggantungkan pemenuhan kebutuhan energinya hanya pada energy tak terbarukan yakni energy fosil ini baik digunakan untuk pembangkit tenaga listrik maupun untuk bahan bakar alat transportasi dan industry maupun untuk keperluan memasak rumah tangga.  Untuk itu dari sekarang bangsa Indonesia pada umumnya dan pemerintah Indonesia pada khususnya harus benar-benar mengusahakan sumber energy terbarukan ( non fosil ) pengganti energy fosil ketika energy fosil ini habis secara optimal yang dapat memenuhi semua kebutuhan bangsa kita.
Bangsa kita memang dalam skala sangat kecil telah berusaha menggunakan hampir semua sumber energi terbarukan ( non fosil ) yaitu energy dari air, panas  bumi,  biomassa,  angin,  panas  dan  cahaya matahari,  arus dan  gelombang  pasang  surut  laut,  nuklir, bioethanol sebagai pengganti bensin, biodiesel untuk pengganti solar, dan energy sampah organic, namun belum mampu menggantikan energi dari bahan bakar fosil.
Hal tersebut dikarenakan pengusahaan penggunaan energy non fosil tersebut belumlah dilakukan secara optimal khususnya oleh pemerintah sebagai pemegang kebijakan dan pendanaan. Karena hal tersebut tidak bisa diusahakan secara perorangan dikarenakan membutuhkan biaya yang sangat besar sebagaimana pada penyediaan energy listrik oleh pemerintah yang membutuhkan biaya yang sangat besar untuk pembangunan pembangkit tenaga listriknya maupun untuk pembangunan instalasi listriknya yang dilakukan dengan optimal. , meski hingga saat ini masih banyak saudara-saudara kita di pelosok desa yang belum bias menikmati penerangan listrik di rumah-rumah mereka.
Meskipun pemerintah telah mengusahakan berbagai cara maupun menetapkan kebijakan dalam Undang-undang untuk menghemat penggunaan sumber energy fosil ini, akan tetapi ini tidak akan bisa menolak keadaan dimana sumber energy fosil ini pada saatnya nanti pasti akan habis. Dan untuk mengantisipasi keadaan dimana sumber energy fosil tersebut habis maka dari sekarang maka pemerintah sudah seharusnya mengusahakan dan membangun secara optimal sumber sumber energy non fosil yang dapat digunakan menggantikan sumber energy fosil yang dapat memenuhi kebutuhan energy seluruh masyarakat kita. Karena jika tidak demikian, maka ketika sumber energy fosil habis dan belum ada penggantinya maka akan sama saja kita kembali ke jaman primitif dimana tidak ada listrik maupun alat-alat elektronik, tidak ada alat transportasi apalagi alat komunikasi. Tentu saja hal ini tidak dapat dilakukan dengan mudah dan singkat, akan tetapi jika dilakukan dengan sungguh-sungguh maka tidak ada yang tidak mungkin untuk dilakukan asalkan ada kemauan dan dukungan dana yang tidak dikorupsi penggunaanya.
Pegusahaan dan pembangunan jaringan sumber energy non fosil ini bisa disesuaikan dengan sumber daya yang tersedia di daerah. Jika di daerah tertentu tersedia panas bumi yang melimpah ataupun energy angin dan gelombang air laut yang dahsyat dan konstan, maka disana diusahakan dan dibangun secara optimal. Demikian juga dengan sumber energy non fosil lainnya disesuaikan, diteliti, diusahakan, dan dibangun pembangkit dan jaringannya secara optimal.
Menurut saya, sumber energy tenaga panas dan cahaya matahari, sangat cocok dioptimalkan penggunaannya secara nasional karena disamping wilayah Negara kita yang selalu memperoleh penyinaran matahari kurang lebih selama 12 jam, matahari juga sebenarnya tetap menyinari belahan bumi lain non stop selama dunia ini masih ada. Jadi menurut saya  energy panas dan cahaya matahari tetap dapat diambil energinya non stop selama 24 jam sehari dengan menggunakan alat yang mungkin para professor teknologi kita bisa ciptakan semisal satelit  yang senantiasa bisa tetap mengakses energy cahaya matahari dari belahan bumi lain yang masih dalam keadaan siang hari setelah wilayah Negara kita memasuki malam hari. Sehingga dengan demikian kita tidak akan pernah kesulitan dengan sumber energy pengganti energy fosil. Dan alat ini mungkin tidak akan sulit diciptakan oleh para professor teknologi kita jika ada kemauan kuat dan dukungan dari pemerintah kita. Sehingga ketika sumber energy non fosil ini habis, maka Negara kita sudah siap menggantikannya dengan sumber energy non fosil tersebut.

Sumber Bacaan: