Sabtu, 22 Mei 2010

Pendidikan Anak dalam Islam oleh Syaikh Yusuf Muhammad Al-Hasan (bagian 1)

PERANAN KELUARGA DALAM ISLAM

Keluarga mempunyai peranan penting dalam pendidikan,baik dalam lingkungan masyarakat Islam maupun non-Islam, Karna keluarga merupakan tempat pertumbuhan anak yang pertama dimana dia mendapatkan pengaruh dari anggota-anggotanya pada masa yang amat penting dan paling kritis dalam pendidikan anak, yaitu tahun-tahun pertama dalam kehidupanya (usia pra-sekolah.Sebab pada masa tersebut apa yang ditanamkan dalam diri anak akan sangat membekas, sehingga tak mudah hilang atau berubah sudahnya.
Dari sini,keluarga mempunyai peranan besar dalam pembangunan masyarakat.Karena keluarga merupakan batu pondasi bangunan masyarakat dan tempat pembinaan pertama untuk mencetak dan mempersiapkan personil-personilnya. Musuh-musuh Islam telah menyadari pentingnya peranan keluarga ini. Maka mereka pun tak segan-segan dalam upaya menghancurkan dan merobohkannya. Mereka mengerahkan segala usaha untuk mencapai tujuan itu. Sarana yang mereka pergunakan antara lain:

1. Merusak wanita muslimah dan mempropagandakan kepadanya agar meninggallkan tugasnya yang utama dalam menjaga keluarga dan mempersiapkan generasi.

2. Merusak generasi muda dengan upaya mendidik mereka ditempat-tempat pengasuhan yang jauh dari keluarga, agar mudah dirusak nantinya.

3. Merusak masyarakat dengan menyebarkan kerusakan dan kehancuran, sehingga keluarga, individu dan masyarakat seluruhnya dapat dihancurkan.

Se belum ini, para ulama umat Islam telah me nyadari pe ntingya pendidikan melalui keluarga. Syaikh Abu Hamid Al Ghazali ketika membahas tentang peran kedua orangtua dalam pendidikan mengatakan: "Ke tahuilah, bahwa anak kecil merupakan amanat bagi ke dua orangtuanya. Hatinya yang masih suci merupakan permata alami yang bersih dari pahatan dan be ntukan, dia siap dibe ri pahatan apapun dan condong ke pada apa saja yang disodorkan ke padanya Jika dibiasakan dan diajarkan ke baikan dia akan tumbuh dalam ke baikan dan be rbahagialah ke dua orang tuanya di dunia dari akherat, juga setiap pe ndidik dan gurunya. Tapi jika dibiasakan kejele kan dan dibiarkan se bagai mana binatang te mak, niscaya akan me njadi jahat dan binasa. Dosanya pun ditanggung ole h pe nguru dan walinya. Maka hendaklah ia me melihara mendidik dan membina serta mengajarinya akhlak yang baik, me njaganya dari te man-teman jahat, tidak me mbiasakannya be rsenang-se nang dan tidak pula me njadikannya suka ke mewahan, se hingga akan me nghabiskan umurnya untuk mencari hal terse but bila dewasa."

Tidak ada komentar:

Posting Komentar